Uwais’s Toilet Training

image
Uwais (13 bulan) bebas bermain tanpa diaper.

Meski sebenarnya belum benar-benar lulus toilet training, tapi sekarang Uwais sudah tidak bergantung lagi pada diaper. Kalaupun terpaksa harus memakai diaper, itu karena kami khawatir bila tidak memakainya, Uwais akan ngompol di tempat yang akan kami kunjungi.
Pernah ketika usianya sembilan bulanan, Uwais diajak pengajian bersama Mbah Uti, berangkat sekitar pukul setengah tujuh pagi, pulangnya sekitar pukul 12 siang. Hasilnya, diapernya masih kering, belum ngompol sama sekali. Padahal waktu itu ia bolak-balik minum air putih dan asi. Barulah ketika dilepas, Uwais pun pipis bahkan disertai kentut yang sepertinya lega sekali.
Sedari lahir Uwais memang tak betah dengan diaper. Bahkan ketika masih di rumah sakit sehabis melahirkan, kami harus mengganti diapernya setiap habis pipis, karena ia tak betah basah. Kalau saja diapernya tak segera diganti, maka seisi rumah sakit akan ramai dengan tangisnya.
Karenanya, sejak itu hingga kini kami tak membiasakan Uwais menggunakan diaper, kecuali bila sedang pergi ke luar.  Butuh kesabaran ekstra memang ketika ingin membiasakan anak tanpa diaper, cucian menumpuk, lantai rumah kotor dengan air kencing, kasur bau pesing, sampai baju Ummi nya yang harus selalu berganti karena diompoli.
Namun semua kelelahan itu seakan tak ada ketika hasilnya di usia ke sembilan bulan, Uwais sudah jarang mengompol dan sudah mau pipis di kamar mandi. Kini, di usianya yang ke-16 bulan, ia bahkan hampir tidak pernah ngompol dan selalu pipis bila diajak ke kamar mandi. Kalau Ummi dan Abinya lama atau lupa membawa Uwais ke kamar mandi untuk pipis, barulah ia akan mengompol.:)
Terkadang ia memegang perutnya atau membuka-buka celana seakan memberi tanda mau pipis. Alhamdulillahnya lagi, sekarang dia sudah mulai mau memberikan tanda kalau mau pup. Dia akan bilang ngek sambil menarik lengan saya atau Abinya ke wc.
Pernah suatu ketika Abinya lagi dinas malam, jadi saya berdua dengan Uwais kala itu. Waktu itu saya lagi tidak sholat, jadi tidurnya lebih lama(ketahuan malesnya 😄 ), sebelum subuh Uwais membangunkan saya sambil menarik-narik minta diajak ke kamar mandi sembari bilang ngek, ngek. Sesampainya di kamar mandi, saya pun menyuruhnya pup, setelah beberapa menit ternyata dia tidak pup melainkan pipis, karena mengantuk, saya buru-buru mengajaknya keluar dan kembali lagi ke kasur. 😁
Akhirnya, sekitar setengah jam kemudian saya mencium bau busuk dan mendengar Uwais mengeluarkan gaya khasnya saat pup. Alhasil, baju dan selimut pun bau pup. 😷
Sejak saat itu saya langsung sigap membawanya ke kamar mandi  kalau Uwais mulai memberikan tanda mau pup.
Segitu dulu cerita saya tentang perjalanan toilet training Uwais ya, kapan-kapan kalau tidak males saya tuliskan lagi, hehe.
Keep spirit Mommies!!! 🙆🙆🙆

Utsman Bin Maz’un

Jika diurutkan berdasarkan orang-orang yang pertama kali masuk islam, Utsman Bin Maz’un adalah orang keempat belas yang masuk islam kala itu. Beliau juga merupakan muslim pertama yang meninggal di Madinah dan dimakamkan di Baqi’.
Sebagaimana karakteristik sahabat nabi pada umumnya, Beliau juga merupakan sahabat nabi yang zuhud, gemar beribadah, dan tak tertarik dengan kesenangan dunia. Beliau merupakan seorang yang suci lagi agung tapi bukan dari kalangan yang senang menyendiri, melainkan senang bergaul dalam masyarakat.
Ketika islam pertama kali dibawa dan disebarkan oleh Rasulullah SAW baik secara diam-diam maupun terang-terangan, maka Utsman Bin Maz’un juga termasuk dari segelintir orang yang memilih bergabung untuk menjadi pengikut Rasulullah SAW, dan kemudian ditempa oleh berbagai derita dan siksaan bersama kaum muslim lainnya.
Ketika Rasulullah bermaksud menyelamatkan kaum muslimin dengan cara hijrah ke Habasyah, maka Utsman Bin Maz’un terpilih sebagai pemimpin rombongan pertama yang berangkat hijrah. Beliau berangkat bersama Said anaknya dan kaum muslimin yang lainnya. Maka pergilah mereka ke tempat yang jauh dari kampung halamannya menghindari kekejaman dan kebuasan orang Quraisy.
Di Habasyah, mereka menemui agama yang berbeda dengan yang mereka temukan di Mekah dulu. Agama itu tidak menyembah berhala seperti yang orang Quraisy kerjakan, atau melakukan upacara-upacara seperti biasanya, tetapi mereka bukan islam. Dan ternyata beberapa dari pemeluk agama itu juga mulai mempengaruhi mereka agar meninggalkan islam dan memeluk agama mereka. Namun apa yang terjadi? Karena cinta mereka yang telah begitu besarnya kepada Allah, RasulNya dan Islam, membuat mereka tak sedikit pun tergerak untuk mengikuti agama orang-orang Habasyah, yang ada malah mereka semakin merindukan untuk bisa bertemu dan berkumpul serta beribadah bersama Rasulullah baik di dalam masjid maupun di medan tempur.
Suatu ketika, tersebarlah desas-desus bahwa orang-orang Quraisy di Mekah sudah memeluk Islam. Maka alangkah senangnya kaum muslim yang berada di Habasyah, dan mereka pun memutuskan untuk segera pulang ke kampung halaman. Ketika hampir sampai di Mekah, barulah mereka tahu bahwa cerita yang tersebar itu hanyalah dusta belaka. Orang Quraisy pun mendengar bahwa kaum muslim yang hijrah ke Habasyah telah kembali ke Mekah, maka mereka pun langsung mengatur siasat dan perangkap untuk menangkap dan menyiksa mereka semua. Namun karena kerinduan mereka yang teramat dalam pada mekah dan Rasulullah SAW, mereka pun tak memperdulikan bahaya tersebut dan kembalilah mereka ke Mekah. Sesampainya di Mekah, kaum muslim kembali disiksa oleh orang Quraisy.
Pada zaman itu di Arab terdapat tradisi perlindungan yang diakui dan dihormati di kalangan kaum Arab. Seseorang yang mendapat perlindungan tersebut, maka tak akan ada yang berani menyiksanya maupun menyentuhnya. Sayangnya, tidak semua orang bisa beruntung mendapatkan perlindungan tersebut. Salah satu yang beruntung mendapatkannya adalah Utsman Bin Maz’un yang mendapatkan perlindungan dari pamannya, Walid Bin Mughirah yang kala itu merupakan petinggi Quraisy yang disegani. Maka dengan perlindungan itu, Utsman Bin Maz’un pun bebas bergerak kemana pun ia suka tanpa takut tangan-tangan Quraisy akan menangkap dan menyiksanya.
Sayangnya, mereka yang tidak memiliki perlindungan merasakan hal yang sebaliknya dengan Utsman Bin Maz’un. Mereka disiksa dan dianiaya oleh musuh-musuh Allah. Melihat hal ini, Utsman yang ditempa oleh Alqur’an dan dididik langsung oleh Rasulullah sungguh tak tega, ia pun menyesal karena bisa bebas bergerak tanpa hambatan sementara saudaranya yang lain hidup dalam penderitaan.
Berkatalah Beliau, “ Demi Allah, sesungguhnya mondar-mandirku dalam keadaan aman disebabkan perlindungan seorang tokoh golongan musyrik, sedangkan teman-teman sejawatku dan kawan-kawan seagama menderita azab dan siksa yang tidak kualami, ini merupakan suatu kerugian besar bagiku!”
Maka pergilah Beliau menemui pamannya yang memberikan perlindungan padanya, Walid Bin Mughirah untuk melepaskan perlindungan tersebut. Bertanyalah Walid, “Kenapa keponakanku, adakah salah seorang anak buahku yang mengganggumu?”
“Tidak, saya hanya ingin berlindung kepada Allah dan tak suka kepada selainNya! Karenanya pergilah Anda ke masjid dan umumkanlah bahwa maksudku ini secara terbuka seperti dulu Anda mengumumkan perlindungan terhadap diriku!” Ujar Utsman Bin Maz’un. Maka berangkatlah mereka ke masjid dan Walid pun mengumumkan bahwa ia telah melepaskan perlindungan atas Utsman Bin Maz’un keponakannya. Setelah perlindungan tersebut dilepas, maka Utsman Bin Maz’un bukanlah orang yang bebas dari bahaya seperti dulu lagi, melainkan sama dengan saudara muslim lainnya. Pada hari yang sama ketika dilepaskan perlindungan itu, Utsman pun dipukuli hingga mengenai sebelah matanya. Peristiwa pemukulan ini bahkan berlangsung ketika Walid berada di dekatnya dan menyaksikan kejadian tersebut.
Berkatalah Walid kepada Utsman,
“ Wahai keponakanku, jika matamu kebal terhadap bahaya yang menimpa, maka sungguh, benteng perlindunganmu amat tangguh!”.
“ Tidak, bahkan mataku yang sehat ini amat membutuhkan pula pukulan yang telah dialami saudaranya di jalan Allah, dan sungguh wahai Abu Abdi Syams (Walid, red) saya berada dalam perlindungan Allah yang lebih kuat dan lebih mampu darimu!” Jelas Utsman kepada Walid.
“Ayolah Ustman, jika kamu ingin, kembalilah masuk ke dalam perlindunganku!” Tambah Walid pula.
“Terima kasih”, Utsman pun menolak tawaran tersebut.
Maka Utsman pun meninggalkan tempat itu dengan mata yang pedih dan kesakitan tetapi jiwanya yang besar memancarkan keteguhan hati dan serta penuh kebagahagiaan. Bahkan beliau pun masih sempat mendedangkan pantun.
“ Andaikata dalam mencapai ridha Ilahi mataku ditinju tangan jahil Mulhidi,
Maka Yang Maha Rahman telah menyediakan imbalannya,
Karena siapa yang diridhaiNya pasti berbahagia,
Hai Ummat walau menurutmu daku ini sesat,
Daku kan tetap dalam agama Rasul, Muhammad,
Dan tujuanku tiada lain hanyalah Allah dan Agama yang haq,
Walaupun lawan berbuat aniaya dan semena-mena.”
Dan setelah dikembalikannya perlindungan tersebut, seperti kaum muslimin lainnya, Utsman pun menerima siksaan yang bertubi-tubi dari kaum Quraisy. Tetapi dengan itu mereka tidak tambah merana, melainkan bertambah bahagia. Siksaan itu tak ubahnya bagai api yang menyebabkan keimanannya menjadi matang dan bertambah murni.
Kaum muslim pun hijrah ke Madinah, meninggalkan kekejaman orang Quraisy di Mekah, Utsman pun ikut serta bersama rombongan. Ketika di Madinah, terlihatlah seperti apa sebenarnya perilaku Utsman. Beliau selalu mengisi kehidupannya dengan beribadah setiap waktu, selain dengan berjuang siang dan malam. Saking asyiknya dengan ibadahnya itu, ia pun bermaksud hendak memutuskan hubungan dengan segala kesenangan dan kemewahan dunia. Ia tak ingin memakai pakaian kecuali yang kasar, dan tak ingin makan makanan kecuali yang amat sederhana.
Pada suatu hari ia masuk masjid dengan pakaian usang yang telah sobek-sobek yang ditambalnya dengan kulit unta, sementara Rasulullah sedang duduk-duduk bersama sahabatnya. Melihat hal tersebut, hati Rasulullah pun bagaikan disayat, begitu pula para sahabat, air mata mereka mengalir karenanya.
Saking cintanya Utsman pada Allah, ia semakin tekun dalam mendalami ibadahnya. Bahkan sampai-sampai ia hendak menahan diri dari bergaul dengan sang istri, hingga akhirnya Beliau pun ditegur oleh Rasulullah, yang segera memanggil dan menyampaikan kepadanya:
“ Sesungguhnya keluargamu itu mempunyai hak atas dirimu!”.
Rasulullah SAW sangat mencintai Utsman Bin Maz’un. Bahkan di saat-saat Utsman menghembuskan nafas terakhir, Rasulullah berada di sampinya. Rasulullah membungkuk menciumi kening Utsman serta membasahi kedua pipinya dengan air yang berderai dari kedua matanya yang diliputi duka cita hingga kematian Utsman, sedangkan wajah Utsman tampak bersinar gemilang. Dan bersabdalah Rasulullah melepas sahabatnya yang tercinta itu:
“Semoga Allah memberimu rahmat wahai Abu Saib, kamu pergi meninggalkan dunia, tak satu keuntungan pun yang kamu peroleh daripadanya,serta tak satu kerugian pun yang dideritanya daripadamu.”
Selepas Utsman wafat bahkan Rasulullah selalu mengengang Beliau. Ketika hendak melepas putrinya Rukayah yang akan menghembuskan nafas terakhir, ia pun menyebutkan Utsman,
“ Pergilah, susul pendahulu kita yang piliham, Utsman Bin Maz’un.”

Begitulah sepenggal kisah dari salah seorang sahabat terbaik yang pernah ada, Utsman Bin Maz’un. Seorang yang begitu cinta pada Allah, Rasulullah, dan Islam. Seseorang yang rela meninggalkan nikmatnya dunia demi indahnya ibadah. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah Beliau. Wallahua’lam.

*Diceritakan kembali dari sebuah buku berjudul: Karakteristik Perihidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah ditulis oleh Khalid Muh. Khalid dari penerbit CV Penerbit Diponegoro Bandung 1981.

Lindungi Suami dengan Jaket Respiro dari Blibli.com

Di kantornya, suami saya bekerja dengan menggunakan sistem shift, pagi, sore dan malam. Jadi, ketika shift sore dan malam, ia bahkan harus berkendara bersama motor kesayangannya di atas jam 11 malam. Agak berbahaya memang, tapi mau bagaimana lagi, tuntutan di tempat kerjanya mewajibkan ia untuk bekerja sementara orang lain sedang terlena dalam mimpinya. Ditambah lagi, daerah Probolinggo tempat kami tinggal, terkenal dengan angin gendingnya yang bila sedang melanda bahkan bisa merobohkan pepohonan besar di pinggir jalan sana. Duh, sungguh tak tega bila harus membayangkan bahaya apa saja yang akan menimpa suami demi untuk menafkahi anak istrinya. Belum lagi bila sedang hujan, kadang suami pulang dalam kebasahan.

Meski selalu membawa jas hujan di dalam jok motornya, suami sering ogah memakai jas hujan, apalagi kalau hujannya turun di pertengahan jalan pulang, nanggung katanya. Untuk itu, demi melindungi suami saya dari dingin dan kencangnya terpaan angin malam dan rintik hujan, saya pun berinisiatif ingin membelikan jaket motor untuk suami tercinta. Setelah browsing dan memilih-milih, akhirnya saya putuskan akan membelikan suami jaket respiro.

Eh, tunggu dulu, mengapa harus respiro?

Sebenarnya, sejak dulu kala suami sudah sangat ingin membeli jaket motor respiro. Pokoknya, setiap cerita tentang jaket motor, beliau pasti selalu menyebutkan jaket respiro. Katanya modelnya keren, kekinian, simple dan nggak norak, yang memakai pun jadi tambah cool. Saya pun manut-manut aja sekalian mencatat dalam hati, kalau suatu saat mau membelikan mas suami jaket motor, berarti belikan jaket respiro saja. Untuk memastikan bahwa cerita suami itu bukan hanya karena kode keras minta dibelikan (haha), saya pun browsing mencari tahu keunggulan si jaket respiro yang dielu-elukan suami ini.

Sebagai salah satu jaket windproof yang diproduksi di dalam negeri, jaket respiro memiliki perbedaan tersendiri bila dibandingkan dengan jaket windproof lainnya. Hal ini bisa dilihat dari bahan yang dipilih respiro untuk hampir semua jaket windproofnya, yang lembut dan membuat nyaman penggunanya. Selain itu, respiro juga menggunakan bahan yang terdiri dari 3 lapisan yakni lapisan terluar menggunakan material nilon atau poliester untuk mencegah air menerobos masuk. Di bagian tengah, terdapat sebuah membran tipis (thin film) setebal 15 Mikron yang berfungsi sebagai tameng angin, dan yang terakhir berbahan fabric dengan tekstur yang lembut agar nyaman saat jaket bersentuhan dengan kulit si pengguna.

Gimana? Kece bingits kan? Kriterianya cocok sekali bila dipakai mas suami untuk pergi bekerja terutama di malam hari, anti air, anti angin, dan nyaman dipakai. Selain itu, modelnya juga keren-keren, jadi selain bisa dipakai untuk menemani perjalanan, jaket ini juga masih cocok kalau dipakai buat jalan-jalan alias mejeng karena tampilannya yang oke. Ditambah lagi, ternyata jaket keren ini made in Indonesia! Sebagai seorang warga negara yang baik, saya akan senang sekali bila bisa turut membantu bangkitnya produk-produk berkualitas dalam negeri.

image

Model jaket respiro. (Sumber gambar: respiro.com)

Setelah memutuskan jaket mana yang akan saya beli, sekarang saatnya menentukan dimana akan membelinya. Karena jaket ini akan saya berikan kepada suami sebagai hadiah, maka saya harus membelinya tanpa sepengetahuan suami. Nah, masalahnya, sebagai seorang emak rempong yang memiliki seorang balita super aktif, kemungkinan untuk bisa pergi ke luar rumah tanpa sepengetahuan suami itu akan sulit sekali. Akhirnya, saya pun membelinya secara online. Selain lebih mudah, lebih hemat dan nggak ketahuan suami, ada sebuah toko online langganan yang membuat saya setiap kali belanja tak perlu repot mikirin ongkir, tak perlu takut akan dibohongi karena online shopnya abal-abal, dan yang paling penting selalu ada potongan, –emak ngirit detected :D- apalagi kalau bukan ecommerce terbesar di Indonesia, Blibli.com. Dan benar saja, harga jaket respiro yang ada di Blibli.com waktu itu adalah 363.000 rupiah free ongkir ke seluruh Indonesia. Karena log ini sebagai member baru, saya mendapatkan potongan sebesar 50.000 rupiah. Jadi, harga yang harus saya bayar adalah hanya 313.000 dan barang siap dikirim langsung ke rumah kami. Sementara di online shop yang lain harganya masih 363.000 belum termasuk ongkir.

image

Perbandingan harga jaket respiro di Blibli.com dan ecommerce lain. (Sumber gambar doc. Pribadi)

Akhirnya, setelah menunggu selama seminggu, barang yang ditunggu-tunggu pun tiba dengan selamat sampai di rumah. Kini, kekhawatiran saya untuk melepas suami berangkat shift sore dan malam pun berkurang, karena selain senantiasa mendo’akan keselamatan mas suami, saya juga telah mempercayakan jaket respiro dari Blibli.com untuk menemani dan menjaga suami tercinta saat berkendara bersama motor kesayangannya.

image

Suami siap berangkat kerja dengan Jaket Respiro dari Blibli.com. (Sumber gambar doc. Pribadi)

Nah, bagi kamu para istri yang juga merasakan pengalaman yang sama seperti saya, mungkin Review otomotif dan Review Blibli.com dari saya ini bisa sedikit membantu ya. Enjoy the writing guys! 🙂

Blibli.com Fantastic Blog Competition

Simple Recipe of Ice: Es Penang Alna

Masih seputaran tape ni ceritanya, haha.
Kali ini mau bikin yang seger-seger a.k.a es, apalagi Paiton panas membara seperti sekarang-sekarang ini. Semoga segera hujan ya, Aamiin.
Akhirnya tercetuslah “Es Penang Alna”. Busyet dah namanya ya, hihi.
Berawal dari keinginan saya membeli nangka yang urung gegara harganya nggak sesuai ama besarnya buahnya. #Ups. Nah, tadi pas jalan-jalan di pasar, nemu nangka yang lumayan dan harganya cucok. Hehe. Tapi kalo cuma nangka kan nggak seru ya? Eh, ternyata nemu tukang jualan alpukat juga, sekalian aja beli alpukatnya. Setelah dihayal-hayal, enak juga kayaknya kalo pake tape ya, akhirnya beli juga deh tapenya. 😁 Nah, berhubung di kulkas masih ada buah naga, sekalian aja dicampurin semua. Jadilah es taPE NANGka ALpukat NAga. So, now get it kan kenapa nama es nya ” Es Penang Alna”. Hehe.
Baiklah, tanpa basa-basi langsung cuss yuuk.. 🙂

                   Es Penang Alna

Bahan:

image

     Bahan-bahan untuk membuat es

1. Tape singkong potong kotak atau sesuai selera.
2. Nangka potong kotak.
3. Alpukat dikerok isinya.
4. Buah naga potong kotak.
5. Es batu.
6. Susu coklat bubuk. (Diganti skm coklat juga nggak masalah,)
7. Sirup gula merah.

Cara Membuat:
1. Blender es dan susu sampai halus, sampai seperti es krim.
2. Siapkan gelas, susun tape, alpukat, buah naga dan nangka di dalam gelas.
3. Masukkan es susu yang sudah diblender.
4. Tuang sirup gula merah atau bisa juga ditambah skm coklat.
5. Es siap disajikan.

image

image

image

      Jadi deh es Penang Alna nya. 😄

Ps: Bagi penyuka manis, es ini tidak terlalu manis, jadi kalau mau lebih manis, sebelum menyusun buah di dalan gelas, bisa tuangkan dulu air gula biar lebih manis.
Silahkan eksekusi! 🙂