…Aku tahu,aku yakin, dan aku percaya…

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Aku tahu, waktu itu akan tiba nantinya,
saat-saat dimana aku bisa sedikit membuat Ayah dan Mamak tersenyum karena melihat anaknya yang cantik dengan mengenakan kebaya coklat dan jilbab cokelat serta baju toganya di saat wisuda itu.
saat aku maju dengan mantapnya ketika nama dan tanggal lahirku dibacakan dan IPK ku dibacakan,
Julia, Kerantai 30 Juli 1990 “Dengan Pujian”
Aamiin..

Aku tahu, saat itu akan tiba nantinya, ketika nanti aku bersanding dengan Imam sholeh pilihanNya dengan senyum kebahagiaan yang juga diikuti oleh Ayah dan Mamak serta Bapak dan Ibu dan Imam ku nantinya.
Aamiin..

Aku tahu, waktu itu akan tiba nantinya, bahwa aku akan menjadi seorang penulis yang bukunya diterbitkan pada tanggal 7 Januari 2013 nanti kemudian selang beberapa bulan setelahnya aku akan dapat penghargaan the most inspirated writer dari salah satu penerbit terbesar di Indonesia, kemudian dengan mantapnya aku berkata “Salah satu alasan besar saya ingin menulis adalah saya ingin tetap berkontribusi dan berkarya untuk diri saya, daerah, dan negara saya. saya ingin membuktikan kepada orang-orang yang mengkhawatirkan keadaan saya ketika saya memutuskan untuk menikah lebih cepat dari wanita-wanita pada umumnya, bahwa saya masih bisa berkontribusi untuk negara dan kaum saya walaupun saya hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga biasa…:)

Aku tahu, akan tiba saatnya dimana aku akan meresmikan pabrik telur asinku dengan dihadiri seorang pengusaha ternama di Indonesia dan aku akan membukanya dengan kalimat “Bismillahirrahmaanirrahiim, mari sehatkan Indonesia dengan telur asin.

Aku tahu, akan tiba saatnya dimana aku akan mengantarkan Ayah dan Mamak untuk bisa menunaikan ibadah haji sambil menciumi mereka aku akan berkata “Hati-hati Mak,Ayah, semoga jadi haji yang mabrur,Aamiin..

Aku tahu semua akan terjadi, dan sekarang adalah saat-saat aku merangkai semua itu untuk segera terealisasikan,Aamiin….

Aku heran,
ketika mendengar ada orang yang ingin menikah dalam usia yang relatif muda menurut mereka, dengan lantang mereka akan menyebut tidak perhatian kepada orang tua lah, tidak produktif lah, tidak gaul lah, mikir seks mulu lah, gak mau mikirin kuliah lagi lah, dst,dst,dst,dst,dst.

Tapi, ketika mereka mendengar bahwa si A pacaran sama si B mereka diam aja, malah senyum2 tanda menyetujui.

Apalagi kalo mereka tau ada yang udah cukup umur menurut mereka belum pacaran dibilang gak laku.

Ketika mendengar si A dan si B hamil di luar nikah, mereka mendiamkannya saja lantas menganggap semuanya lumrah terjadi, tapi tidak dengan nikah muda(padahal menikah di atas umur 20 itu bukan menikah muda lagi menurutku).

Mungkin terkadang aku juga masih masuk dalam kategori mereka.
Begitu syok ketika ada yang mau langsung menikah setelah selesai kuliah. lantas langsung berpikir apa gunanya kuliah?
kenapa gak langsung nikah aja?
kan ujung-ujungnya malah ngabisin duit orang tua.

“Begitulah ketika kita belum mengetahui ilmunya. Apapun yang menurut kita salah, langsung kita judge salah. Padahal itu hanya karena kita tidak tahu dasarnya. Menikah itu menyempurnakan separuh dien Ukh.”

Perkataan Ustadzah Aya tadi pagi semakin menguatkanku.
Aku ingin menikah ya Allah.
Hamba ingin menyempurnakan separuh dien.
Hamba ingin menjauhkan diri dari maksiat.
Hamba ingin selalu berada di jalan yang Kau Ridhoi,
jika jalan ini benar, maka mudahkanlah ya Allah…

“Mak, Lia pengen nikah”. Ungkap ku dengan tegas.
“Nikah lah nak, emangnya Mak menghalang i kamu untuk nikah?”Jawab Mak sekenanya.
“Bukan itu masalahnya Mak, Lia butuh izin Mak.”Tanyaku lagi.
“Iya, Mak izinkan.”Jawab Mak lagi.
“Berarti Mak izinkan Lia menikah sebelum wisuda Mak?
“Sebentar, apa katamu nak?”
“Iya, kata Mak, Mak gak ngelarang Lia untuk menikah? Berarti kalo menikahnya sebelum wisuda juga gak masalah dong?”
“Apa katamu Nak? Kamu disana itu kerja praktik lo, bukan nyari calon suami!