Nutritalk Surabaya Ajak Peserta Kenali Alergi Sejak Dini, Untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Sang Buah Hati

Pernahkah melihat orang-orang di sekitar kita, kulitnya bentol-bentol setelah mengkonsumsi udang atau makanan tertentu lainnya? Atau mungkin Anda sering bersin-bersin setiap kali memegang kucing? Bila iya, mungkin saja Anda atau orang-orang di sekitar sedang mengalami alergi.
Sungguh tidak mengenakkan, bukan? Di saat orang lain bisa makan dengan enak suatu makanan tertentu, sementara kita harus ‘menderita’ karena makanan tersebut. Akan lebih menyedihkan lagi bila hal ini terjadi pada si buah hati. Karena itu, penting bagi kita terutama orang tua untuk mengenal tentang alergi dan cara menanganinya sejak dini, sehingga tidak akan merugikan si buah hati di kemudian hari.

Mengerti akan pentingnya pengetahuan tentang alergi sejak dini, Sarihusada sebagai sebuah perusahaan terkemuka yang bergerak dalam bidang produksi berbagai nutrisi untuk ibu hamil & menyusui dan anak, mengadakan sebuah kegiatan seminar interaktif bertajuk Nutritalk yang bertempat di Balroom C Hotel J W Mariot, dengan tema: Early Life Nutrition: Dasar-dasar dan Pedoman Praktis Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak dengan Alergi Protein Sapi. Diskusi  menghadirkan pembicara ahli DR. dr Anang Endaryanto, SpA(K), Ahli Alergi Imunologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo dan DR. dr  Ahmad Suryawan, SpA(K), Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo. Selain itu, dengan menghadirkan sosok dr Lula Kamal sebagai moderator, yang mampu membawakan acara dengan luwes dan energik, membuat diskusi siang itu tambah semakin hidup.

image
Dr Lula Kamal memandu diskusi.

Sebagai pembicara pertama, dr Anang menjelaskan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan alergi, mulai dari pengertian, penyebab, tingkat resiko, hingga penanganan penyakit alergi. Sedangkan dr Ahmad memaparkan tentang dampak alergi terhadap perkembangan dan tumbuh kembang anak.
Menurut dr Anang, alergi merupakan reaksi tubuh yang berbeda atau menyimpang dari normal, terhadap berbagai rangsangan atau zat dari luar.

image
Dr Anang menyampaikan materi.

Alergi dibedakan menjadi 3 jenis:
1. Makanan
Pada orang-orang tertentu, setelah makan udang, telur, kacang-kacangan, susu sapi atau lainnya, bisa menimbulkan alergi.
Pada anak, setidaknya ada beberapa alergen penting yang muncul di tahun pertama, susu sapi, telur, kacang-kacangan, udang, gandum dan ikan.

image
Alergen yang sering muncul di awal pertumbuhan.

2. Debu rumah
Orang yang terkena alergi jenis debu rumah harus rutin membersihkan rumahnya sehingga bisa dikatakan tidak ada debu sedikitpun di rumah.
3. Bulu Binatang
Biasanya orang yang alergi bulu binatang tidak bisa memegang atau dekat dengan hewan tertentu, kucing atau anjing.

Selanjutnya, dr Anang menjelaskan sedikit gambaran umum tentang penyakit alergi, yaitu:

image
Fakta tentang alergi.

Dari gambar di atas, dapat kita ketahui bahwa bakat alergi (atopik) dapat diturunkan oleh satu atau kedua orang tua. Meskipun begitu, bukan berarti anak yang kedua orang tuanya bebas alergi bisa bebas begitu saja dari risiko alergi. Untuk mengetahui seberapa besar risiko alergi seorang anak, bisa dilihat pada gambar berikut:

image
Tingkatan risiko alergi seorang anak.

Jadi, meskipun kedua orang tuanya bebas alergi, seorang anak tetap berisiko sekitar 5-15% terkena alergi. Selain kedua orang tua, risiko alergi terhadap anak juga akan semakin besar bila saudara kandung atau kakek dan nenek juga memiliki riwayat alergi. Berikut cara menghitung tingkat risiko alergi sikecil.

image
Cara menghitung risiko alergi.

Berdasarkan daftar nilai risiko di atas, kita bisa menentukan dengan mudah nilai risiko anak kita berikutnya. Misalnya saja saya dan suami yang alhamdulillah tidak alergi, anak pertama kami juga tidak alergi, di keluarga besar (terutama kakek dan nenek) juga tidak alergi. Sehingga semua nilai diisi nol dan total nilai adalah nol, sehingga tingkat risiko alhamdulillah hanya sebesar 5-15%. Meskipun demikian, kami tetap harus waspada, karena anak kami selanjutnya masih berisiko terkena alergi.
Mengapa alergi harus ditangani sejak dini?
Dr Anang menjelaskan jawaban pertanyaan tersebut melalui gambar di bawah ini:

image
Mengapa alergi harus ditangani sejak dini.

Dari gambar tersebut dapat kita simpulkan bahwa bila seorang anak yang terkena alergi akan mengalami hal-hal berikut:
1. Masa kanak-kanaknya akan dipenuhi dengan gejala alergi terutama eksim, yaitu gangguan pada kulit yang menyebabkan kulit terasa begitu gatal dan sangat mengganggu.
2. Selanjutnya, karena tidak ditangani dengan baik, pada kulit yang terkena eksim akan terjadi trauma, yaitu invasi mikroba, sehingga akan terjadi over ekspresi.
4. Bila dibiarkan lebih lanjut, akan menyebabkan asma akut yang sulit untuk disembuhkan, bahkan 35% berisiko terkena asma seumur hidup.

Untuk itulah, penting bagi kita orang tua untuk mengetahui segala sesuatu tentang alergi sejak dini, agar kita bisa dengan cepat menangani alergi sebelum penyakit ini bertambah parah. Apalagi bila alergi ini terjadi pada anak yang masih berusia bayi.
Bagaimana cara penanganan alergi?
1. Mengetahui secara pasti bahwa anak tersebut memang benar menderita alergi, bisa dilakukan observasi terlebih dahulu, ataupun langsung ke dokter ahli alergi.
2. Mengetahui penyebab terkena alergi.
3. Menjauhkan (untuk debu rumah dan bulu binatang) atau mengganti (untuk makanan) penyebab alergi terhadap anak.

Menurut dr Anang, agar penanganan alergi bisa dilakukan secara efektif, ada tiga hal yang setidaknya harus dimiliki yaitu:
1. Kemampuan deteksi alergi (apakah anak ini alergi atau tidak?)
2. Kemampuan deteksi jenis alergi (anak ini alergi terhadap apa?)
3. Kemampuan mengontrol jenis penyebab (anak ini harus diapakan?)

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah gejala yang sedang dialami anak kita adalah alergi atau bukan, kite harus memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Apa saja keluhannya? (Apakah eksim atau batuk atau pilek?)
2. Bagaimana ciri gejalanya?
√ Apakah cukup kronik?
√ Apakah sering berulang dengan faktor risiko yang sama?
√ Apakah ada riwayat keluarga alergi? (Ayah, Ibu, saudara kandung, kakek, nenek?)

Selain itu, untuk memastikan bahwa gejala batuk atau pilek yang diderita adalah karena alergi, bukan infeksi, harus melalui tiga syarat berikut ini:

image
Membedakan alergi dengan infeksi.

Berdasarkan gambar di atas, bila satu pertanyaan dijawab ya, maka bisa jadi gejala yang kita alami bukan alergi melainkan infeksi. Namun bila semua pertanyaan dijawab tidak, maka bisa jadi gejala yang kita alami merupakan gejala alergi. Bila masih ragu, bisa langsung menemui dokter ahli alergi terdekat.
Setelah memastikan bahwa anak alergi, kita harus mengetahui penyebab alergi pada anak. Berikut cara sederhana menduga penyebab alergi:
1. Bila penyebabnya adalah makanan, harus dilakukan diet eliminasi, yaitu berhenti mengkonsumsi selama tiga bulan sambil terus diamati. Bila 3 bulan telah berlalu, dilanjutkan dengan diet provokasi, yaitu pemberian makanan yang sama selama seminggu.
2. Bila penyebabnya adalah bulu binatang, sama seperti makanan, caranya adalah dijauhkan selama beberapa waktu sambil diamati, kemudian diuji kembali bila terkena bulu binatang selama beberapa waktu.
3. Khusus untuk penderita alergi debu rumah, para penderita akan langsung terkena bersin, pilek atau sesak bila terpapar debu.

Dari semua jenis alergi, yang paling menghambat tumbuh kembang anak adalah alergi susu sapi, yaitu jenis alergi yang terjadi karena respon sistem daya tahan tubuh yang timbul sebagai akibat pemberian susu sapi atau makanan yang mengandung susu sapi. Selain itu, alergi susu sapi juga dapat memicu gejala alergi yang lainnya, seperti gambar berikut:

image
Alergi susu sapi menimbulkan gejala alergi lainnya.

Faktor risiko seorang anak terkena alergi susu sapi juga semakin tinggi, setidaknya ada 1 dari 12 anak yang berisiko terkena alergi susu sapi, sementara 1 dari 25 anak telah mengalami alergi susu sapi.
Berikut ini adalah gejala yang muncul pada si kecil yang alergi susu sapi:

image
Gejala alergi susu sapi.

Agar anak tidak terus-menerus mengalami gejala alergi susu sapi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya:
1. Minta kepada yang Maha Memberi agar anak kita senantiasa dijauhkan dari penyakit dan diberikan kesembuhan,
2. Bagi Ibu hamil, usahakan untuk melakukan persalinan normal, karena anak yang dilahirkan normal memiliki risiko alergi lebih kecil dibandingkan yang dioperasi.
3. Berikan hanya ASI hingga usianya 6 bulan, selanjutnya kenalkan semua jenis makanan (dengan porsi dan tekstur sesuai usia) sambil tetap diamati apakah anak memiliki respons tertentu terhadap suatu jenis makanan,
4. Bila Ibu terpaksa tidak dapat memberikan ASI, berikan susu formula terhidrolisis parsial bagi anak yang berisiko untoleran terhadap susu sapi. Bila sudah terlanjur untoleran terhadap susu sapi, berikan susu kedelai, dianjurkan mulai diberikan pada anak alergi susu sapi di atas usia 6 bulan.

Dampak alergi terhadap tumbuh kembang anak

image
Dr Ahmad menyampaikan materi.

Menurut dr Ahmad, seorang anak yang mengalami alergi, setidaknya ia akan mengalami sebuah perjalanan alami sebagai penderita alergi:
1. Hilang timbul (kumat-kumatan)
2. Sulit diprediksi kapan munculnya
3. Banyak dilakukan “diet pantang”, sehingga akan menghambat stimulasi terutama pada anak usia dini.
4. Bila berat, maka ia akan sering keluar masuk rumah sakit, sehingga pada saat usia sekolah, ini akan menjadi penghambat aktivitas sekolah.
5. Pada pengaruh aspek lingkungan, anak akan sering menjadi korban bullying dari lingkungan, entah itu menjadi bahan ejekan atau ploncoan.
6. Mereka akan hidup dalam situasi dan kondisi lingkungan yang mengalami kondisi stress.

Beberapa hal penting mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak alergi:
1. Bisa berlangsung normal saja, apabila kedua orang tua tahu cara menanganinya dan langsung mengganti dengan nutrisi tepat lainnya.
2. Bisa mengalami gangguan ringan hingga berat, tergantung perlakuan keluarga dan lingkungan sekitar.
3. Awalnya pertumbuhan BB(Berat Badan) berlangsung sub-minimal, karena gejala yang ditimbulkan alergi, membuat keluarga melakukan diet pantang sehingga anak akan tidak menerima nutrisi yang cukup.
4. Bila alergi kronis, pertumbuhan BB dapat terganggu.
5. Paling menggangu pertumbuhan: alergi susu sapi (karena susu sapi adalah nutrisi yang banyak diberikan di awal tumbuh kembang anak).
5. Berisiko tinggi terlambat perkembangan, karena kurangnya nutrisi dan terbatasnya stimulasi.
6. Pada anak usia lanjut, bisa terjadi gangguan emosi, bahkan bisa mengganggu prestasi akademik sekolah.
7. Paling mengganggu perkembangan: rhinitis allergica, gejalanya berupa bersin-bersin atau pilek.

Itulah sekilas tentang alergi yang disampaikan oleh kedua pemateri ahli di Nutritalk edisi Surabaya, kamis, 31 Maret 2016 lalu. Di akhir acara juga dikenalkan Kartu Deteksi Dini UKK Alergi Imunologi yang diterbitkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kartu yang memuat nilai risiko keluarga pada ayah, ibu, dan saudara kandung ini diharapkan dapat membantu orang tua untuk menghitung risiko alergi pada anak, sehingga penanganan alergi dapat dilakukan sedini mungkin dan sekomprehensif mungkin.

image
Perwakilan Sarihusada dan pemateri yang memperkenalkan Kartu Deteksi Dini UKK Alergi Imunologi

Selain mendapatkan ilmu berupa pengetahuan tentang alergi, di Nutritalk kali ini juga disediakan beberapa booth yang bisa didatangi peserta untuk pengenalan terhadap alergi sebelum mendapat materi lebih lanjut dari pemateri. Sebelumnya para peserta akan diberikan sebuah early life nutrision passport yang kemudian harus distempel masing-masing booth agar bisa ditukar dengan souvenir yang menarik.

image
Beberapa booth di Nutritalk Surabaya.

1. Booth 1000 hari pertama kehidupan
Di sini peserta akan menjawab sebuah pertanyaan singkat dari panitia kemudian bila benar, akan mendapat stempel dan sebuah buku saku tentang 1000 hari pertama kehidupan.
2.Booth kenali gejala alergi susu sapi
Di sini peserta akan berfoto untuk mengetahui langsung gejala alergi susu sapi pada anak.

image
Foto sebelum dan sesudah terkena gejala alergi susu sapi, hidung berair.

3. Booth alergi care
Peserta dijelaskan tentang faktor risiko alergi si kecil, kemudian dari sini juga saya ingat dengan baik faktor risiko Uwais terhadap alergi yang kemudian jadi modal saya untuk menjawab pertanyaan saat kuis.
4. Playground, tersedia beberapa kursi untuk main anak.
5. Alergi anak
Menjelaskan sekilas tentang alergi.

Setelah mengetahui materi tentang alergi, diharapkan tidak ada lagi orang tua yang menyepelekan alergi dan terus memberikan asupan nutrisi yang baik bagi anak-anak, terutama di 1000 hari pertama kehidupannya, karena nutrisi baik di awal pertumbuhan akan membuat anak terus tumbuh menjadi generasi sehat dan cerdas di kemudian hari.

image

Sumber foto:
1. Dokumentasi pribadi
2. Nutritalk Surabaya

12 pemikiran pada “Nutritalk Surabaya Ajak Peserta Kenali Alergi Sejak Dini, Untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Sang Buah Hati

  1. Anakku yg cowok sepertinya alergi debu, tiap kali mudik ke rumah neneknya mesti batuk pilek, emang lumayan banyak debu di sana.

Tinggalkan Balasan ke Julia Batalkan balasan